Banyak penguasa tangguh wanita dunia yang cukup terkenal dengan kegarangannya dalam peranannya dalam masyarakat. Hal tersebut supaya menjadi kelompok kaum perempuan yang tidak terpinggirkan, usahakan bisa memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat.
Penguasa tersebut kerap melindungi kekuasaannya bahkan dengan cara sadis sekalipun untuk mencapai keinginannya. Selain itu, perempuan juga bisa menjadi penguasa bijaksana dan mampu membangun warisan abadi dalam hal pencapaian budaya.
Beberapa Penguasa Tangguh Wanita Penting dalam Sejarah
Pasalnya, ini kerap berkompetisi di dunia yang masih didominasi oleh kekuatan para pria saat itu. Demi ikut memperjuangkan hak-hak kaumnya hingga tidak segan menggunakan cara membunuh untuk mencapai tujuannya, berikut beberapa penguasa wanita tersebut:
1. Amina
Penguasa tangguh wanita pertama bernama Amina dikenal sebagai seorang prajurit, komandan militer, serta penguasa Kerajaan Hausa Zazzau, kini menjadi Zaria, Nigeria. Amina dilahirkan pada abad ke-16 dan menjadi anak tertua dari penguasa saat itu, yakni Raja Bakwa Turunku.
Amina selalu berjuang memperkuat pasukan militernya untuk memperluas wilayah kekuasaannya setelah menduduki takhta kerajaan. Setiap malamnya memilih seorang suami sementara dari penjaga pribadinya demi memenuhi kebutuhan seksual.
Saat menjelang pagi suami tersebut akan dibunuh demi menjaga rahasia seksual Amina. Namun, terjadilah pada suatu hari, di mana salah satu suami sang ratu melarikan diri setelah berhubungan. Kemudian langsung memburu pria tersebut dan ditenggelamkan di sungai hingga tewas.
2. Zoe Porphyrogenita
Yang kedua ada Zoe Porphyrogenita merupakan putri kedua dari penguasa Romawi, Contantine VIII. Zoe dinobatkan menjadi penerus oleh Four Byzatine bersama suaminya, Romanos III Argyros setelah sang raja meninggal.
Namun, sayangnya pernikahan Zoe dan Romanos tidak berjalan lancar. Suatu hari Romanos ditemukan tewas tenggelam dalam bak mandi kamarnya dan diduga ada hubungannya dengan perselingkuhan sang ratu bersama Michael IV.
Dugaan tersebut menjadi kuat setelah meninggalnya Romanos, Zoe langsung memutuskan untuk menikahi kekasihnya. Pernikahan tersebut menjadi sebuah pelanggaran terhadap tradisi kerajaan yang seharusnya seorang janda, terutama ratu baru boleh menikah lagi setelah satu tahun menjanda.
3. Brunhilda
Penguasa tangguh wanita berikutnya adalah Brunhilda merupakan anak dari raja kejam Visigoth, Athanagild. Perempuan itu menikahi penguasa dari kerjaan Austrasia, Sigebert I dan disusul saudara perempuannya juga menikah dengan kerabat jauh Sigebert.
Pernikahan tersebut tidak bertahan lama diakibatkan oleh adik Brunhilda dibunuh atas perintah sang suaminya karena adanya hasutan dari selingkuhannya. Mengetahui hal tersebut, Brunhilda memutuskan untuk balas dendam.
Hal tersebut menjadikan dalam kurun waktu setengah abad kemudian, terjadi perang berkecamuk di antara keduanya. Hingga menyebabkan Sigebert tewas dalam peperangan itu di tangan seorang pembunuh bayaran dan Brunhilda dijerumuskan ke dalam penjara.
4. Jadwiga
Penguasa tangguh wanita ini merupakan wanita pertama yang memimpin monarki Polandia bernama Jadwiga dan biasa dikenal dengan nama Hedwig. Hedwig ini menjadi anak bungsu dari Raja Hungaria dan Polandia, Louis the Great.
Awalnya takhta jatuh ke tangan kakak tertuanya, Maria setelah kematian sang Raja. Namun, ada kekhawatiran akan pengaruh yang dimiliki suami Maria, karena ikatannya dengan Kekaisaran Suci Romawi.
Sehingga, ibu dari Jadwiga menunjuk putrinya sebagai Ratu Polandia di usianya yang baru 10 tahun. setelah itu Jadwiga memerintah bersama suami dengan gagah hingga dikenal sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah kerajaan Polandia.
5. Ratu Seondeok
Penguasa tangguh wanita berikut ini merupakan penguasa ke-27 dari kerajaan Silla yang ada di Korea Selatan. Seondok ini menjadi perempuan pertama menjadi ratu dalam sistem kerajaan tersebut yang diangkat menjadi pemimpin karena ayahnya tidak memiliki keturunan laki-laki.
Sang ratu membentuk dirinya menjadi sosok yang cerdas, bijaksana, serta pemimpin yang adil. Selain itu, memiliki keinginan untuk melestarikan kebudayaan berujung pada pembuatan peta dan mengakibatkan bersatunya tiga kerajaan yang ada di Korea Selatan.
Cerita terkenalnya, kala itu ayah sang ratu menerima hadiah berupa biji tumbuhan liar peony dan lukisan peony mekar. Kemudian ditanya oleh sang ayah maksud dari lukisan tersebut, Seondeok dengan benar menyimpulkan bahwa bunga tidak memiliki aroma karena tidak ada kupu-kupu yang menghinggapinya.
6. Ratu Ana Nzinga
Penguasa tangguh wanita berikutnya adalah Ana Nzinga yang ikut serta dalam kepemimpinan kerajaan daerah dikenal sebagai Angola. Kemudian Ana memerangi masalah kesulitan air yang saat itu melanda negeri dan rakyat banyak dijadikan budak.
Hingga dirinya memutuskan untuk menjalin persekutuan dengan Portugal, namun Portugal mengkhianati persekutuan tersebut. Membuat Ana akhirnya terpaksa untuk melarikan diri bersama rakyatnya di tengah kepelikan tersebut karena peduli dengan nasib para budak.
Kemudian Ana melatih pasukan militer untuk merebut kembali tanahnya dari tangan Portugal. Setelah pertarungan sengit, akhirnya perempuan itu menyerah karena melihat tidak adanya harapan untuk bisa mengalahkan lawan dan memusatkan pada pembaruan kerajaan barunya, Matamba.
Hal ini menjadi panutan di mana seorang wanita perlu berdiri di kaki sendiri dan membutuhkan rasa percaya diri yang kuat hingga bisa juga menjadi seorang pemimpin. Menjadi penguasa tangguh wanita perlu bijaksana demi membangun warisan abadi untuk pencapaian budayanya.